Duh! Kang Emil Ungkap Masalah Data Covid-19 di Kemenkes

2021/02/04 17:46

Jakarta, CNBC Indonesia- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan lonjakan kasus di Jawa Barat...

Jakarta, CNBC Indonesia- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan lonjakan kasus di Jawa Barat akhir-akhir ini terjadi karena adanya penumpukan data atau tabungan kasus sejak September 2020. Dia menyatakan data yang dimiliki Pemerintah Daerah dengan pemerintah pusat atau Kementerian Kesehatan berbeda sejak akhir tahun.

"Soal tabungan kasus lama yang bikin kasus Jabar naik. Kemarin Presiden mengutip kenaikan masif di Jabar, tapi data kami berbeda. Selama September sampai Desember kasus kami tinggi, tapi yang diumumkan pemerintah pusat lebih rendah," kata Ridwan Kamil, Kamis (04/02/2021).

Berdasarkan data yang dimilikinya, sejak Januari kasus di Jawa Barat cenderung rendah namun ketika diumumkan angkanya malahan tinggi.Sehingga menurutnya yang diumumkan merupakan tabungan kasus lama, dimana pasien diumumkan sudah ada sembuh.


Bahkan jika disesuaikan dengan ketersediaan ruang di Rumah Sakit pun tidak sesuai dengan data yang ada saat ini. Dia mengatakan jika kasus tinggi maka akan ada tingkat keterisian RS, nyatanya saat ini keterisian RS turun.

"Yang betul data di kami, kasus di Jabar rata dan menurun berbanding lurus dengan data. keterisian 80% sekarang turun 69%," kata dia.

"Kasus aktif debatable, kami mendapati kasus kami datar turun. Tapi karena ada kasus lama ikut nebeng, terbaca seolah-olah tinggi," tambahnya.

Sebelumnya dia juga mengungkapkan masalah data pasien Covid-19 masih menjadi masalah di wilayahnya, akibatnya data yang dilaporkan per harinya pun menjadi tidak akurat. Dia mencontohkan beberapa hari yang lalu Jabar mencetak rekor kasus baru hampir 4.000 kasus, nyatanya lebih dari 2.000 kasus yang dilaporkan merupakan kasus lama yang bercampur.

"Kalau ada laporan kasus masih menjadi perdebatan karena bercampur dengan kasus lama. Empat hari yang lalu Jabar kasusnya 3.000 dan hampir 2.000 kasus lama. Jadi kalau disebut hari ini ada lonjakan ya tidak juga. Saya juga bingung itu laporan H-5,H-7, sampai H-14. Itulah kenapa saya sampaikan tolong diperbaiki karena nanti status merah, orange, kuning jadi kacau," kata Ridwan Kamil, Senin (01/02/2021).

Jika data bisa tertunda selama itu, maka banyak kasus yang telah lewat atau sudah sembuh. Masalah sinkronisasi data juga akan berpengaruh pada tingkat keterisian rumah sakit yang masih melonjak dan penuh.


[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)

Berita dengan kategori