Deal No Deal Smelter Freeport-Tsingshan Diputuskan Maret 2021

2021/02/05 13:14

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia sedang didekati oleh perusahaan asal China,...

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia sedang didekati oleh perusahaan asal China, Tsingshan Group, untuk membangun smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, saat ini negosiasinya sedang berjalan dan ditargetkan pada akhir Maret 2021 sudah ada keputusan.


"Rencana pembangunan smelter copper (tembaga) dengan Tsingshan targetnya akhir Maret conclude (diputuskan)," tutur Seto dalam Konferensi Pers pada Jumat (05/02/2021).

Kerja sama ini menurutnya menarik buat Freeport karena nanti sebagian besar investasinya akan ditanggung oleh Tsingshan. Freeport hanya butuh investasi sebesar 7,5% dari total proyek.

"Selama ini Freeport bilang tidak profitableÂ(menguntungkan), capex (belanja modal) mahal dan lainnya. Tsingshan punya teknologi, tekan angka capex dan berikan pendanaan capex yang maksimal. Freeport hanya perlu pendanaan sekitar 7,5% dari total proyek," ungkapnya.

Seto menyebut penawaran dari Tsingshan ini jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan proyek smelter yang kini tengah digarap Freeport di kawasan industri terintegrasi JIIPE, Gresik, Jawa Timur yang pendanaanya 100% dari Freeport.

"Ini sedang dijajaki. Kalau nanti sudah dinego dan win-win solution, baik untuk semua, kenapa enggak. Kesepakatan akhir bulan Maret," tegasnya.

Dia mengatakan, smelter tembaga baru yang nantinya bisa dibangun bersama Tsingshan ini bernilai US$ 2,5 miliar dengan kapasitas pengolahan 2,4 juta ton konsentrat tembaga (input). Dari perkiraan nilai proyek tersebut, sebesar 92,5% akan dibiayai Tsingshan dan 7,5% dari PT Freeport Indonesia.

"Angkanya kira-kira US$ 2,5 miliar, 92,5% dari Tsingshan. Mereka bangun hilirisasi tembaga, tidak berhenti di copper cathode," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, selama Freeport masih negosiasi dengan Tsingshan, maka target pembangunan smelter di kawasan industri terintegrasi JIIPE, Gresik masih akan terus berlanjut dan ditargetkan bisa beroperasi pada Desember 2023.

"Kan masih negosiasi (dengan Tsingshan), sementara yang di Gresik akan tetap jalan. PTFI yang akan tentukan," ujarnya.

Saat ini Freeport berencana membangun smelter baru di kawasan industri terintegrasi JIIPE, Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Kapasitas ini berkurang dari rencana sebelumnya yang sebesar 2 juta ton karena PTFI juga melakukan ekspansi di smelter tembaga yang telah beroperasi di Gresik yang dikelola PT Smelting. Ekspansi smelter PT Smelting ini berkapasitas tambahan 300 ribu ton konsentrat per tahun, sehingga total kapasitas smelter menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun.

Menurut Seto, Freeport boleh membagi besaran kapasitas pengolahan konsentrat dalam beberapa fasilitas bila jadi bekerja sama dengan Tsingshan. Dengan demikian, dari yang rencana pembangunan 1,7 juta ton di JIIPE, Gresik, bisa dibagi dua dengan smelter baru bila jadi bekerja sama dengan Tsingshan.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

Berita dengan kategori